Jumat, 06 Februari 2015

Pertempuran Heroik Indonesia Melawan Jepang

Pertempuran Heroik Melawan Jepang

Pertempuran di Malang:

Rakyat bersama BKR berhasil merebut komplek penyimpnan senjata dan pemancar radio Jepang

Pertempuran di Surabaya:

Bulan September 1945,rakyat Surabaya dan BKR merebut senjata di gudang mesiu Don Bosco serta merebut kompleks penyimpanan senjata dan pemancar radio di Embong, Malang, Jawa Timur. Pada tanggal Oktober 1945, rakyat merebut Markas Kempetal
(polisi rahasia) di Surabaya yang dianggap lambang kekejaman pemerintahan Jepang

Pertampuran di Bali:

Para pemuda yang tergantung dalam PRI (Pemuda Republik Indonesia)
Dan AMI (Angkatan Muda Indonesia) melakukan gerakan serentak untuk merebut senjata dan tempat-tempat penting (merebut kekuasaan) dari
Tangan jepang secara serentak tetapi gagal, karena Jepang lebih kuat

Pertempuran di Bandung:

Bandung, di lapangan terbang Andir (sekarang Bandara Husein Sastranegara), Para Pemuda bekas pelajar PETA, buruh berhasil menyerbu pasukan panser ( 9 panser ) Jepang di Cicadas dan merampas senjata di gudang pabrik senjata di lapangan terbang Andir (sekaran Bandara Husein Sastranegara


Pertempuran di Yogyakarta

Pada tanggal 26 September 1945, para pemuda memaksa Jepang untuk menyerahkan semua kantor-kantor kepada pihak Indonesia dan di bentuknya pemerintahan RI yang dibentuk oleh KNI Yogyakarta Akhirnya, kantor tersebut berhasil dikuasai pada tanggal 7 Oktober 1945 pada tanggal 1 Oktober 1945, Rakyat dan BKR merebut Tangsi Jepang bernama Otsuka Butai, akhirnya menyerah dan kalah

Pertempuran di Jakarta

BKR,dan para pemuda menyerbu gudang senjata yang ada di daerah Cilandak, Kebayoran

Pertempuran di Aceh

Para pemuda,dan para pemuka masyarakat dibentuk API
(angkatan pemuda Indonesia) berhasil melucuti senjata Jepang di Sigli Seulimeun, dan Lhokseumawe. Bentrokan senjata terjadi di Langsa, Lho’nga, dan Ulee Lheue mengambil alih kantor-kantor pemerintahan Jepang dan mengibarkan bendera merah putih

Pertempuran di Makassar

Gubernur Sulawesi Or.Sam Ratu Langle menyusun pemerintahan dan pelajar yang tergabung dalaam barisan berani mati (Bo-el Talshfh) dan rakyat makassar mendukung dengan cara merebut gedung-gedung vital, seperti studio radio dan tangsi polisi. Pada tanggal 13 September 1945 para pemuda merebut senjata di markas-markas Jepang, dan tanggal 13 Desember 1945 para pemuda menyerang Jepang

Kisah Pembrontakan Tentara PETA dan Ingkar Janji Samurau Jepang

PETA dibentuk bala tentara Jepang di Indonesia Bulan Oktober 1943. Mereka merekrut pemuda Indonesia untuk dijadikan tentara teritorial guna mempertaahankan Jawa, Bali dan Sumatera jika pasukan sekutu tiba.

Shodanco Supriyadi, Shodanco Muradi dan rekan-rekannya adalah lulusan pertama pendidikan komandan peleton PETA di Bogor. Mereka dikembalikan ke daerah asalnya untuk bertugas di bawah Daidan (Batalyon) Blitar

Nurani komandan muda itu tersentak melihat penderitaan rakyat yang diakibatkan perlakuan tentara Jepang. Kondishi Romusha, atau orang yang yang dikerahkan untuk kerja paksa membangun perbentengan di pantai sangat menyedihkan. Banyak yang mati akibat kelaparan dan disentri tanpa diobati.

Para prajurit PETA geram melihat tentara Jepang melecehkan wanita-wanita Indonesia. Para wanita ini dijanjikan mendapat pendidikan di Jakarta,  namun ternyata malah menjdi pemuas napsu tentara Jepang

Selain itu,ada aturan walau sekelas Komandan Batalyon atau Daidan, tentara PETA wajib memberi hormat pada serdadu Jepang walau pankatnya lebih rendah. Harga diri para perwiara PETA pun terusik

Pertempuran rahasia digelar sejak September 1944. Supriyadi merencanakan aksi itu bukan hanya pemberontakan tetapi sebuah revolusi. Para pemberontak itu menghubungi komandan batalyon di wilayah lain untuk sama-sama mengangkat senjata
Malam tanggal 13 Februari 1945,dia memutuskan pembrontakan harus dimulai. siap atau tidak siap,ini saatnya tentara PETA membalas perlakuan Jepang

Tanggal 14 Februari 1945 pukul 03.00 WIB,pasukan supriyadi menembakkan mortirke hotel sakura yang menjadi kediaman para perwira Jepang. Markas Kenpetai juga ditembaki senapan mesin.

Tapi pemberontakan tak berjalan sesuai rencana.Supriyadi gagal menggerakkan satuan lain untuk memberontak.Rencana pemberontakan ini pun terbukti sudah diketahui Jepang dalam waktu singkat Jepang mengirimkan pasukan untuk meredam pemberontakan itu

Muradi mengajukan syarat pada kolonel Katagiri.Pertama, senjata para pemberontak tidak dilucuti.yang kedua para pemberontak tak diperiksa atau di adili Katagiri setuju.dia memberikan pedangnya sebagai jaminan.ini janji seorang samurai yang harus di tepati namun janjinya tidak di terima komandan tentara ke 16. Jepang melanggar perjanjiannya.78 perwira dan perajurit PETA dari BLITAR di seret ke penjara, kemudia di adili di Jakarta.6 divonis hukuman mati,6 dipenjara seumur hidup,sisanya dihukum sesuai tingkat kesalahan

Setelah Indonesia merdeka Supriyadi diangkat menjadi mentri keamanan yang pertamakali oleh Soekarno



Tidak ada komentar:

Posting Komentar